Kamis, 10 Mei 2012

Minimarket Itu..

ya, saya masih ingin meneruskan cerita tentang saya yang bekerja di minimarket. minimarket BEDA dengan supermarket. mungkin itu yang sampai saat ini banyak orang yang masih belum tau. tidak tahu. atau mungkin tidak mau tahu.tampilan mungkin hampir sama. tapi minimarket seperti dari namanya, mini; maka minimarket tampil lebih kecil. dan kalau saya bandingkan, maka minimarket itu tak jauh dari sebuah toko. hanya saja mungkin terlihat lebih modern karena transaksinya menggunakan komputer. itu saja.
Tapi masih banyak orang yang menganggap minimarket itu sangat sama dengan supermarket. tapi sangat sayangnya adalah, mereka menganggap minimarket sama dengan supermarket, mereka ingin diperlakukan seperti saat berbelanja di supermarket. tapi cara berbelanja mereka jauh tak seperti di supermarket.
ini adalah tema yang pasti saya alami setiap hari ketika saya bekerja. dan mungkin hampir di semua minimarket pada umumnya. yaitu masih banyak orang yang menjadikan minimarket hanya sebatas alternatif tempat menukar uang. ya, masih banyak sekali orang yang datang ke toko saya  hanya untuk menukar uang dengan berpura-pura membeli minuman yang harganya dua ribuan, tapi uangnya lima puluh ribu! sarap gak tuh orang! padahal saya yakin mereka gakkan berani melakukannya ke superermarket. bahkan mungkin ke warung. karena warung akan menolaknya. Tak seperti di supermarket yang mungkin persediaan uang receh itu sudah ada yang mengelolanya, sehingga tiap kasir sudah dibekali dengan modal uang receh yang banyak. dan kalau habis mungkin sang kasir tinggal meminta lagi. tapi tidak di minimarket. Ini yang mungkin masih banyak orang yang tidak tahu. Kami di minimarket bisa dibilang mengerjakan semuanya sendiri. termasuk persediaan uang kecil atau receh. Jangan kira uang receh untuk kembalian yang kami miliki itu disediakan oleh kantor pusat, atau sudah ada yang mengelolanya, sehingga kami selalu memiliki persediaan uang receh sebesar apapun uang anda. TIDAK!! Uang receh yang kami miliki itu adalah uang receh yang kami cari sendiri dengan berkeliling pasar atau mencari grosiran yang mau menukarkan uang receh yang mereka miliki dengan uang besar yang kami bawa. dan itu tidak mudah. tidak semua grosiran mau menukarkan recehan mereka. dan perlu keberanian dan mental yang kuat ketika kami menukar uang dengan mereka. apalagi kalau ditolak. ada rasa malu, dan sebagainya. Ya, mungkin kalau hari-hari biasa, kami bisa menukar uang ke bank, sekalian sambil setor omset. tapi Bank pun tidak selalu memiliki uang recehan , tetap tergantung nasabah yang setor hari itu. jika sudah begitu, kami harus tetap berkeliling pasar untuk mencari uang recehan. Dan seperti yang kita tahu, Bank sabtu-minggu tutup. Jadi dua hari itu kita pasti harus mencari recehan ke pasar. Yang lebih parahnya lagi, justru sabtu-minggu itulah puncaknya orang-orang pada nuker ke toko kami. Sekarang coba anda bayangkan, kami yang dengan susah payah mencari recehan, tiba-tiba diserang dengan orang-orang sarap yang berpura-pura belanja, padahal cuma mau nuker uang. mereka beli minuman yang harganya cuma dua ribuan, dengan uang lima puluh ribu, atau seratus ribu!
kalau mereka berbelanja senilai dua puluh ribuan dengan uang lima puluh ribu, mungkin itu wajar, dan kami akan dengan sangat senang hati melayaninya. tapi jika ada orang yang dari rumah dengan tekad kuat di dada menuju toko saya untuk nuker uang dengan nerpura-pura beli minuman yang harganya dua ribuan. itu sangat menyebalkan! Kami akan sangat dengan senang hati jika anda berbelanja dengan uang pas atau setidaknya dengan uang yang wajar. Tapi kalau anda hanya sekedar mau nuker uang saja, ke bank saja sana. ataw ke pasar, atau ke grosir! Saya hanya ingin menegaskan kalau minimarket itu bukan tempat menukar uangm tapi tempat belanja. dan karena persediaan receh kami terbatas, jangan hobi menukar uang pada kami. jangan merasa gaya ketika kalian membayar dengan uang lima puluh ribu atau seratus ribu, padahal cuma nuker aja!

#ituhhhhh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar